P E N D A H U L U A N
Menurut UUD SP3K nomor 6 tahun 2006
yang dimaksud dengan pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang
berkelanjutan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan,
dan bahan baku industri; memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha;
meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani, pekebun, peternak, nelayan,
pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan
hutan; mengentaskan masyarakat dari kemiskinan khususnya di perdesaan;
meningkatkan pendapatan nasional; serta menjaga kelestarian lingkungan.
Secara lebih khusus dan spesifik, pembangunan pertanian
merupakan proses yang bertujuan untuk memperkuat posisi pelaku utama dan
keluarganya serta pelaku usaha di semua lokasi sesuai dengan usahanya, agar
lebih baik, lebih menguntungkan, lebih sejahtera, mandiri, terampil, dinamis,
efisien dan professional, serta berdaya guna dengan tetap memperhatikan lingkungan
yang terpelihara dan lestari .
Program pembangunan pertanian saat ini mengacu kepada
empat sukses pembangunan pertanian yaitu : Pencapaian swasembada dan
swasembada yang berkelanjutan ( padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi ), Peningkatan diversifikasi
pangan, Peningkatan
nilai tambah, daya saing dan eksport,
Peningkatan kesejahteraan petani.
Terkait dengan proses pembangunan dan khususnya pembangunan
sumberdaya manusia pertanian maka perlu
dilakukan upaya pemberdayaan melaului
kegiatan penyuluhan pertanian yang berkelanjutan. Dalam
pemberdayaan masyarakat petani , peran penyuluh pertanian adalah secara aktif memberikan
bimbingan yang berkelanjutan kepada masyarakat petani yang pada umumnya
merupakan masyarakat kecil menengah ke bawah agar nantinya masyarakat dapat
mandiri dalam menghadapi apa yang menjadi tantangan hidupnya dan juga ikut
serta dalam mengelola dan melestarikan lingkungan, sesuai dengan pengertian penyuluhan pertanian menurut UU SP3K nomor 6
tahun 2006, Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pemberdayaan kelompok
petani merupakan sebuah model pembangunan yang sangat tepat di
mana arah pembangunan berpihak pada rakyat, hal sangat diperlukan peranserta
aktif masyarakat, Petani ditempatkan bukan
sebagai obyek melainkan sebagai pelaku (subyek) yang menetapkan tujuan,
mengendalikan sumberdaya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi
kehidupannya. Pembangunan yang berpihak pada rakyat akan menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan kekhasan
masyarakat setempat, serta
pengambilan keputusan secara mandiri oleh anggota
masyarakat. Campur tangan birokrasi pemerintah dalam pengambilan keputusan
secara bertahap mengalami pergeseran dan makin berkurang.
pemberdayaan kelompok tani MANDIRI
Kegiatan Pembinaan kelembagaan masyarakat petani melalui kegiatan penyuluhan pertanian merupakan sebuah kegiatan dalam rangka memberdayakan masyarakat
petani agar mau dan mampu secara mandiri
berperan serta dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraannya, karena prinsip penyuluhan diselenggarakan
berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan,
keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan,
dan bertanggung gugat. (Bab II pasal 2 UU SP3K ). Salah
satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pembentukan
kelompok-kelompok tan yang mandiri. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam 9 indikator
keberhasilan penyuluhan pertanian yaitu tumbuh kembangnya keberdayaan dan
kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha
Di dalam setiap kelompok biasanya dan sudah pasti selalu
saja ada orang yang lebih dahulu memiliki informasi baru yang berguna bagi
anggota lain. Mereka ini secara sadar atau tidak dapat menyampaikan informasi
tersebut kepada anggota lainnya. Kelompok ini akan berfungsi sebagai kelas
belajar, wahana bekerjasama, dan unit produksi. Mereka diajak belajar sambil
bekerja. Hal ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi kelompok, yang
akan menciptakan keakraban para anggota kelompok yang akan bermuara pada
terciptanya dinamika kelompok. Pada “pendekatan mandiri” masyarakat dibina untuk mandiri
melalui kemampuan memecahkan sendiri masalah yang dihadapi baik teknis, sosial maupun ekonomi
dari usaha tani yang dilaksanakannya. Dalam kegiatan kelompok, kelompok
dibimbing untuk belajar memecahkan masalah-masalah yang dihadapi serta
dibimbing untuk membiasakan mencari kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik
sehingga secara bertahap mereka akan menjadi sumber daya manusia yang
berinisiatif, produktif dan berswadaya. Dengan bimbingan yang berorientasi pada
pendekatan mandiri, maka kelompok dibimbing untuk dapat mengambil keputusan
terhadap masalah-masalah yang mungkin dihadapi.
pemecahan masalah dan teknik-teknik pengambilan keputusan efektif ,
hal yang perlu dipahami oleh kelompok
Masalah dalam suatu kelompok atau dalam hubungan antar
kelompok adalah sesuatu yang selalu ada dan tidak dapat dihindarkan. Masalah
dalam hal-hal tertentu justru akan sangat bermanfaat bagi penciptaan perilaku
kelompok yang efektif, sehingga kelompok tersebut akan lebih siap lagi jika
menemui permasalahan, baik dalam permasalahan sosial, ekonomi dan teknologi
yang ada.
Kelompok tani perlu dibimbing untuk dapat memahami
langkah-langkah pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah internal
yang dijumpai dalam kelompoknya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
a.
Memperkirakan atau mempertimbangkan
situasi atau kondisi yang sedang terjadi dalam memecahkan suatu masalah.
Kelompok dapat menganalisa situasi berdasarkan informasi yang tersedia dan
kemudian dapat menentukan keputusan apa yang diambil demi tercapainya tujuan
kelompok.
b.
Mengidentifikasikan
alternatif-alternatif ataupun dapat mengidentifikasikan apa yang ingin dicapai
atau dibutuhkan oleh kelompoknya.. Suatu kelompok biasanya akan mengidentifikasi terlebih
dahulu tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Apabila tujuan ini sudah menjadi jelas
barulah mulai dilanjutkan dengan menentukan alternatif atau pilihan pemecahan
masalah.
c.
Mengidentifikasikan konsekuensi
positif dan negatif dari alternatif-altenatif tadi. Semakin banyak alternatif
yang dibangun oleh kelompok maka akan semakin baik keputusan yang nantinya akan
dibuat.
d.
Mengambil keputusan. Alternatif
yang paling memiliki hasil yang positif dan menguntungkan bagi kelompok atau
yang paling baik dengan resiko atau konsekuensi negatif seminimal mungkin ,
itulah yang dijadikan dasar pengambilan keputusan
tidak semua masalah menimbulkan
kerugian bagi kelompok TANI,
sebuah pemahaman untuk kelompok tani
Tidak semua masalah yang yang ditemui di kelompok
merugikan kelompok itu sendiri, pada kejadian-kejadian tertentu masalah justru
dapat bermanfaat baik bagi kelompok
tani dan merupakan proses pembelajaran. Selain
langkah-langkah yang telah disebutkan di muka, beberapa strategi atau teknik
yang dapat dilakukan kelompok dalam menanggulangi masalah yang muncul, adalah:
a)
Pengumpulan Gagasan;
Dalam strategi
pengumpulan gagasan perlu terlebih dahulu diambil asumsi bahwa semua pihak
mempunyai keinginan menanggulangi masalah yang terjadi dan karenanya perlu
dicarikan ukuran-ukuran yang dapat memuaskan semua pihak. Musyawarah; Dalam
strategi ini terlebih dahulu harus ditentukan secara jelas apa yang sebenarnya
menjadi masalah atau persoalan. Berdasarkan jelasnya persoalan itulah kemudian
dilakukan pembahasan untuk mendapatkan titik temu atau kesepakatan
b)
Meminta bantuan pihak lain;
Tidak jarang suatu terjadi suatu permasalahan tidak dapat dipecahkan oleh
kelompok. Dalam keadaan demikian, bantuan dari pihak luar yang berkompeten
terhadap masalah yang sedang dihadapi sangat diharapkan.
c)
Peningkatan interaksi dan
komunikasi; Alasan penggunaan strategi ini adalah bahwa agar para anggota dapat
meningkatkan interaksi dan komunikasi mereka, sehingga diharapkan mereka akan
saling dapat lebih mengerti dan menghargai dasar pemikiran satu sama lainnya.
d)
Koordinasi; Koordinasi
merupakan salah satu strategi bagi pemecahan masalah yang telah dikenal secara
luas, yang kadang koordinasi ini mudah untuk diucapkan tapi sulit untuk
dilaksanakan.
e)
Menanamkan
pemikiran kepada masyarakat petani bahwa, apa yang dipikirkan itu yang akan
didapat, kalau petani berpikiran bisa hasilnya akan bisa dan kalau berpikiran
tidak bisa maka hasilnya akan tidak bisa.
kondisi DAN KEADAAN YANG biasa ADA DI KELOMPOK TANI
Kondisi kelompok merupakan sikap mental dan perasaan
yang secara umum ada di dalam kelompok. Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana
kelompok menurut Slamet (2003), yaitu : (1) ketegangan, (2) ramah, (3)
permisif, (4) lingkungan fisik, dan (5) demokratis/ otokratis.
a.
Ketegangan; adalah situasi atau
kondisi dimana kelompok berada di bawah suatu tekanan. Tekanan ini bisa berasal
dari dalam kelompok maupun dari luar kelompok. Ketegangan ini kalau disikapi
dengan baik dan bijaksana maka akan menjadi suatu kekuatan bagi kelompok
tersebut.
b.
Ramah; Sikap yang mengedapankan
perasaan keakraban terhadap orang lain serta tidak memandang rendah kepada
orang lain. Sikap seperti ini perlu dikembangkan di dalam kelompok oleh
anggota-anggota kelompok tersebut. Permisif; Setiap anggota kelompok diberikan
kebebasan untuk mengemukakan pendapat dan ide serta diberikan kebebasan untuk
melaksanakan kegiatan lain di luar kegiatan kelompok selama tidak bertentangan
dengan norma atau nilai dan aturan kelompok.
c.
Lingkungan Fisik: Lingkungan
dimana kelompok berada dan menjalankan aktivitas kelompok. Lingkungan ini dapat
mempengaruhi kinerja anggota-anggota kelompok . Untuk itu perlu diciptakan atau
ditata suatu lingkungan kerja berupa sarana dan prasarana yang memadai agar
kedinamisan kelompok dapat berjalan optimal.
d.
Kecenderungan demokratisasi
atau otokratisasi; Kecenderungan ini perlu dilihat secara situasional.
Adakalanya seorang pemimpin kelompok bergaya demokratis adakalanya juga perlu
bergaya otokratis. Hal ini tergantung dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
( Tulisan diambil dari berbagai sumber referensi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar