Click here for Myspace Layouts

Jumat, 26 Februari 2016

PTT PADI SAWAH

Budidaya padi di lahan sawah secara terus menerus telah berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kesuburan tanah dan merusak sifat fisik tanah yang diakibatkan karena lahan sawah selau terus menerus menggunakan pupuk kimia tanpa memberikan pupuk organik. hal ini mengakibatkan kandungan organik dalam tanah semakin berkurang baik jumlah maupun kualitasnya, sehingga sebaik apapun varietas padi yang ditanam, apabila tidak ditunjang oleh lingkungan tumbuh perakaran yang baik, pertumbuhan tanaman tidak akan maksimal. pengelolaan Tanaman Terpadu ( PTT ) merupakan pengembangan dari konsep pengendalian hama terpadu ( PHT ) yang sudah lebih dahulu dikembangkan dan diterapkan. pendekatan PTT memfokuskan pada tanaman dan pengelolaan kesehatan tanaman, yang merupakan suatu sistem budidaya tanaman dan pengendalian hama penyakit yang terintegrasi. Komponen PTT dibagi menjadi dua bagian : 1. Teknologi Utama yang terdiri dari; a. Varietas Unggul Baru b. Benih Bermutu c. Penggunaan Bahan Organik ( Pupuk kandang/ kompos jerami ) 2 ton/ha d. Pengendalian hama penyakit terpadu serta panen dan pasca panen e. penanaman bibit muda ( 15-21 hari setelah sebar ) dan satu bibit/rumpun serta menggunakan sistem tanam jajar legowo Pemupukan Nitrogen berdasarkan pembacaan bagan warna daun, serta penggunaan P dan K berdasarkan analisis tanah.
2. Teknologi Pilihan yang terdiri dari; a. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam b. Pengairan berselang c. Penyiangan dengan landak/gasrok d. Panen tepat waktu e. Perontokan gabah sesegera mungkin Varietas padi yang digunakan adalah varietas unggul yang telah dilepas, berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit serta sesuai keinginan petani. pada saat musim Hujan gunakan varietas yang tahan terhadap wereng dan penyakit lainnya, dan untuk musim kering gunakan varietas yang toleran terhadap kekeringan dan kurang disukai oleh penggerek batang. untuk perlakuan benih dilakukan dengan cara : 1. ambil air dalam wadah sesuai dengan ukuran jumlah benih 2. Masukan sebuah telur mentah kemudian masukan garam, diaduk-aduk sampai telur terapung. 3. setelah telur terapung, telur diambil dan gabah dimasukan kedalam larutan tersebut dan diaduk-aduk. 4. Benih yang terapung diambil dan dibuang. 5. benih yang tenggelam diambil dan dicuci dengan air sampai bersih sehingga larutan garam yang menempel tercuci dengan bersih, benih ini yang digunakan untuk digunakan sebagai bibit.

Tidak ada komentar: